PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI AGAMA
Abstract
Pada abad modern saat ini Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan baik di Barat maupun Timur yang kemudian melahirkan Studi Islam (Islamic Studies). Islam tidak lagi hanya dipahami dalam pengertian normatif dan doktriner, tetapi telah berkembangn menjadi fenomena yang kompleks, baik dari sistem budaya, peradaban, komunitas politik, dan ekonomi. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek, karenanya dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner dari ilmu-ilmu sosial lainnya. Islamic studies sebagaimana tersebut diatas dikaji dengan menggunakan interdisipliner ilmu-ilmu sosial dan humanities, yang menghasilkan berbagai macam fokus keahlian dalam pengkajian Studi Islam. Islamic studies dapat berkembang pesat dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan bidangnya, sehingga muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, dan lain-lain. Asumsi dasar dari ilmuwan sosial adalah bahwa perilaku manusia mengikuti teori kemungkinan (possibility) dan objektivitas. Bila perilaku manusia itu dapat didefInisikan, diberlakukan sebagai entitas objektif, maka akan dapat diamati dengan menggunakan metode empiris dan juga dapat dikuantifikasikan. Dengan pendekatan seperti itu, ilmuwan sosial menggambarkan agama dalam kerangka objektif, sehingga agama dapat “dijelaskan” dan perannya dalam kehidupan masyarakat dapat difahami dan dimengerti.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2015 AT-Tahdzib: Jurnal Studi Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.